Takut Teknologi – Apa dan Mengapa

persentase

Tahukah Anda bahwa persentase yang signifikan dari orang-orang modern saat ini benar-benar menderita kondisi yang disebut ketakutan akan teknologi. Aneh kedengarannya, di Amerika, yang bisa dibilang negara paling maju di dunia, 55% penduduknya justru takut memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, kami setuju bahwa berita seputar teknologi kami bergantung pada teknologi tetapi kebanyakan orang umumnya merasa tidak nyaman dengan teknologi. Salah satu alasan bawah sadar kebanyakan orang yang takut teknologi dipahami adalah bahwa dengan penggunaan teknologi mereka merasa diperbudak oleh pengaruh asing.

Ada dua alasan umum orang takut akan teknologi. Alasan pertama adalah kurangnya pemahaman tentang aspek ilmiah dan teknis dari teknologi kita sehari-hari. Alasan lainnya adalah keyakinan pribadi yang salah dari orang-orang bahwa munculnya teknologi telah menandai intrusi yang tidak diinginkan di dunia alami mereka.

Meskipun sebagian besar alam bawah sadar tetapi mereka yang takut teknologi harus memahami bahwa augmentasi teknologi itu wajar. Sedemikian rupa sehingga takut pada teknologi sebenarnya takut pada diri kita sendiri. Kita membutuhkan seluruh ketakutan akan teknologi ini untuk segera dihentikan.

Salah satu alasan ketakutan akan teknologi ini adalah karena psikologi manusia takut akan apa yang tidak dapat dikendalikannya. Namun, yang perlu dipahami adalah bahwa secanggih atau secanggih apapun teknologi tetaplah mati. Ia tidak dapat melakukan – dan tidak melakukan – apa pun yang tidak dibuatnya. Teknologi tidak berbahaya karena sepenuhnya dikendalikan oleh manusia.

Penjelasan lain dari ketakutan manusia terhadap teknologi adalah jiwa kita untuk selalu melihat ke belakang dengan pola pikir yang cerah dan untuk selalu waspada terhadap masa depan. Tetapi hari ini dengan begitu banyak dan begitu banyak teknologi hebat di sekitar kita, bukankah rasa takut akan teknologi akan hilang begitu saja? Ketakutan irasional dan tidak logis terhadap teknologi ini hanya menyeret kita ke belakang bahwa kita sebenarnya berada dalam waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *